7 Mitos MSG dan Fakta Sebenarnya
Hargapabrik.id – Mungkin sering terdengar celetukan orang yang menyatakan jika konsumsi monosodium glutamate (MSG) alias micin bisa sebabkan kebodohan dan obesitas. MSG (monosodium glutamate) merupakan bumbu penyedap yang sudah sejak lama beredar luas di pasaran. Sejak pertama kali ditemukan oleh ahli kimia asal Jerman pada tahun 1866, MSG banyak digunakan untuk membumbui masakan agar lebih lezat. Secara kimiawi, MSG terdiri dari sodium dan glutamate. Kedua zat tersebut secara umum tidak membahayakan bagi tubuh, apalagi menyebabkan kebodohan. Entah apa yang awalnya mencetuskan mitos tersebut. Berikut mitos-mitos yang tidak benar dari MSG :
Baca juga : 5 Perbedaan Kecap Inggris dan Kecap Asin
1. MSG menyebabkan kanker
Dokter Kevin mengatakan bahwa sejauh ini belum ada penelitian yang menghubungkan MSG dengan kanker. Menurutnya, faktor risiko kanker adalah pola hidup tidak sehat, radikal bebas (asap rokok dan alkohol berlebihan), riwayat genetik, serta infeksi berulang.
Dilansir Healthline, tidak ada bukti konklusif yang menghubungkan konsumsi MSG dengan peningkatan risiko kanker. Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menganggap aman untuk menambahkan MSG ke dalam masakan.
2. MSG menyebabkan alergi
Glutamat yang terdapat di dalam MSG merupakan asam amino yang paling umum di alam. Glutamat adalah penambah rasa alami, dan biasa ditemukan secara alami dalam berbagai macam makanan, seperti tomat, keju, jamur, rumput laut, cumi-cumi, dan masih banyak lagi.
Glutamat yang kita dapatkan dari bumbu MSG dan glutamat yang terdapat secara alami dalam banyak makanan sama persis dan diperlakukan oleh tubuh dengan cara yang sama, apa pun sumbernya. Karena alasan ini, kecil kemungkinan orang-orang sensitif terhadap MSG. Bahkan penelitian telah membuktikan bahwa MSG tidak menyebabkan reaksi alergi, misalnya penelitian dalam American College of Allergy, Asma and Immunology telah menyatakan bahwa MSG bukanlah alergen.
3. MSG menyebabkan sakit kepala atau migrain
Selama ini, MSG sering disalahkan sebagai penyebab sakit kepala dan migrain. Faktanya, MSG tidak memicu sakit kepala. Beberapa makanan memang terbukti memicu migrain, tetapi glutamat, dalam bentuk MSG maupun secara alami tidak terbukti menjadi penyebab langsung, bahkan dalam dosis besar sekalipun.
Bahkan, International Headache Society telah menghapus MSG dari daftar faktor penyebab sakit kepala. Sebelumnya, MSG memang terdaftar sebagai zat yang dikaitkan dengan sakit kepala di International Classification of Headache Disorders (ICHD) Society. Akan tetapi, sekarang ICHD telah menghapus MSG dari daftar ini berdasarkan bukti ilmiah terbaru.
4. MSG menyebabkan obesitas
Monosodium glutamat juga kadang dianggap menjadi penyebab obesitas. Padahal, penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa glutamat dapat diberikan dalam dosis yang besar kepada manusia dalam jangka panjang tanpa efek buruk. Konsumsi MSG, bahkan dalam jumlah yang besar tidak akan meningkatkan konsentrasi glutamat plasma. Ini karena sel-sel usus dan sel hati memetabolisme hampir semua glutamat makanan saat diserap, jadi glutamat tidak pernah berhasil masuk ke sirkulasi umum tubuh.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jiangsu Provincial Centre for Disease Control and Prevention dan telah dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, dalam pengamatan selama 5 tahun, peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara konsumsi MSG dan penambahan berat badan, bahkan pada orang dengan asupan MSG yang relatif tinggi.
Baca juga : 6 Jenis Butter atau Mentega dan Kegunaannya
5. MSG bisa membuat kita bodoh
Menurut dr. Kevin, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa MSG menyebabkan penurunan kecerdasan. Justru, menurut beberapa jurnal ilmiah, MSG berperan aktif dalam pembentukan memori karena perannya sebagai neurotransmiter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya).
"MSG tidak menyebabkan kerusakan sel saraf, otak, sistem saraf otak, dan sistem saraf tepi," tegasnya.
Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Nutrition and Metabolism tahun 2018, konsumsi MSG dalam makanan tidak menyebabkan peningkatan konsentrasi glutamat di otak. Sebagai informasi, terlalu banyak glutamat bisa menyebabkan sel-sel saraf menjadi "terlalu bersemangat" (overexcited).
Mengutip Cleveland Clinic, itu bisa menyebabkan kerusakan hingga kematian sel otak. Dalam hal ini, glutamat disebut excitotoxin.
6. Kandungan natrium dalam MSG sangat tinggi
Mungkin karena rasanya yang sangat gurih, banyak yang mengira MSG mengandung banyak natrium. Natrium sendiri telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga ginjal, jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Padahal, menurut NSW Food Authority, kandungan natrium dalam MSG tiga kali lebih kecil daripada natrium dalam garam meja.
MSG membantu meningkatkan rasa lezat pada makanan hanya dengan menambahkan sedikit MSG. Sehingga, penggunaan MSG mendukung konsumen untuk mengurangi asupan garam dengan membuat makanan tetap memiliki rasa yang lezat.
Ternyata MSG tidak seburuk yang kita kira selama ini bukan? Jadi, kamu tidak perlu terlalu menghindari MSG. Malahan, sifat penyedap rasa MSG bisa membantu kamu makan makanan yang lebih sehat. Misalnya, dengan menambahkan MSG ke dalam sayuran atau makanan sehat lainnya, ini akan menambah cita rasa makanan yang membuat kamu lebih tertarik makan makanan ini.
7. MSG menyebabkan haus
Setelah makan makanan yang mengandung MSG, banyak orang yang mengeluhkan rasa haus yang muncul tiba-tiba. Bagaimana tanggapan dr. Kevin?
"Rasa haus adalah respons normal atau alami setelah mengonsumsi glutamat atau sodium. Karena dua (zat) itu menarik cairan (tubuh). Jangan khawatir, itu bukan reaksi yang membahayakan," tukasnya. Haus merupakan gejala ringan yang tidak memerlukan pengobatan. Dianjurkan minum beberapa gelas air untuk mengeluarkan MSG dari tubuh.
Baca juga : Ini Dia 4 Manfaat Tisu Dapur
Leave your comment
Note: HTML is not translated!