5 Resiko Penyakit ketika Mengonsumsi Daging Olahan
Hargapabrik.id – Produk daging olahan dapat dijumpai dalam beragam bentuk, seperti sosis, kornet, daging kalengan, dan lainnya. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa daging olahan tidak baik bagi kesehatan. Pasalnya, jenis asupan tersebut dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.Meski enak, ternyata beberapa jenis olahan daging sapi yang telah melalui proses pengasapan, fermentasi, atau pengasinan, mengandung bahan-bahan yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Baca juga : 7 Resiko Penyakit Ketika mengonsumsi Mie Instan Berlebih
1. Meningkatkan Resiko Kanker
N-nitroso adalah zat yang diyakini bertanggung jawab atas beberapa efek buruk dari konsumsi daging olahan. Zat tersebut terbentuk dari nitrit yang ditambahkan ke produk daging olahan. Berbeda dari yang ada pada sayuran, nitrit dalam daging olahan dapat berubah menjadi senyawa nitrosamin. Zat tersebut terbentuk ketika produk daging olahan terkena panas tinggi (di atas 1300 Celsius), seperti ketika menggoreng bacon atau sosis panggang.
Studi pada hewan menunjukkan bahwa nitrosamin dapat memainkan peran utama dalam pembentukan kanker usus. Temuan itu juga didukung oleh penelitian observasional pada manusia, yang menemukan bahwa nitrosamin bisa meningkatkan risiko kanker usus. Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) mengklasifikasikan makanan olahan sebagai karsinogen yang juga ditegaskan oleh American Cancer Society (ACS). Daging-daging ini telah diasinkan, difermentasi atau diasap sebagai cara untuk meningkatkan umur simpan atau rasa. Sedangkan studi kohort pada Januari 2018 yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) menemukan bahwa makan makanan olahan sering dikaitkan dengan kanker salah satunya risiko kanker payudara.
2. Meningkatkan Resiko Hipertensi
Salah satu alasan kenapa daging olahan tidak sehat adalah karena kandungan natrium (garam) yang tinggi. Kandungan garam yang tinggi diperlukan untuk memberikan rasa gurih dan lebih leazat. Namun, hal tersebut dapat meningkatkan risiko hipertensi pada orang yang gemar memakannya. The National Academy of Medicine (NAM) menganjurkan agar asupan garam tidak lebih dari 2.300 mg per hari.
3. Meningkatkan Resiko Obesitas
Selain garam, kandungan kalori pada daging olahan cukup tinggi. Daging olahan biasanya mengandung kalori yang banyak karena bahan tambahan yang ada di dalam adonannya. Karena itu, makan daging olahan terlalu sering bisa berbahaya dan berpotensi meningkatkan risiko obesitas. Sebuah analisis mengungkapkan bahwa asupan daging merah dan olahan berhubugan secara langsung dengan risiko obesitas, serta indeks massa tubuh yang lebih tinggi.
Baca juga : 6 Bahaya Konsumsi Kopi Sachet Berlebih
Analisis Desember 2017 yang diterbitkan dalam Current Obesity Reports menunjukkan bahwa empat dari lima studi yang ditinjau menyimpulkan bahwa konsumsi makanan olahan dapat meningkatkan risiko obesitas, sindrom metabolik, dan tekanan darah tinggi serta peningkatan total dan kolesterol LDL (yang berbahaya). Para peneliti masih belum bisa menentukan apakah risiko obesitas naik karena makanan yang sedang diproses atau karena kandungan gizi makanan olahan.
4. Meningkatkan Risiko Gangguan Kardiovaskular
Karena kadar garam dan kalori yang tinggi, konsumsi daging olahan dapat berbahaya untuk kesehatan jantung serta pembuluh darah. Seseorang yang suka makan daging olahan berpotensi mengalami komplikasi pembuluh darah. Tekanan darah tinggi dan stroke berjalan beriringan dengan penyakit kardiovaskular. Seperti hubungan antara natrium dan stroke, mengonsumsi natrium dalam jumlah tinggi juga bisa berperan memicu masalah jantung. Lemak jenuh yang ada dalam daging olahan juga berperan dalam terjadinya gangguan kardiovaskular. Sebab, lemak jenuh dan lemak trans dapat menaikkan kadar kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
5. Meningkatkan Risiko Kematian Dini
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa asupan makanan olahan yang berlebihan berhubungan dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa peningkatan risiko berkaitan dengan pola hidup secara keseluruhan dan tidak spesifik pada satu gaya hidup tertentu. Karena itu, pastikan kamu mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga untuk menurunkan risiko kematian dini. “Kita harus mengingat kata ‘risiko’, tidak ada makanan yang akan menyebabkan stroke atau bahkan meningkatkan risiko. Ini tentang seluruh makanan dan gaya hidup, seberapa sering menyantapnya atau membatasinya,” katanya.
Baca juga : Sudah Tahu Belum 4 Kategori Kopi Serbuk Menurut BPOM?
Leave your comment
Note: HTML is not translated!