Benarkah Pemanis Maltosa Lebih Sehat ?
www.warunghijau.com - Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita tidak dapat terlepas dari konsumsi gula. Faktanya, hampir setiap makanan atau minuman yang Anda konsumsi mengandung gula dalam berbagai jenis.
Baca juga : 6 Jenis Gula Alami yang Ramah di Kosumsi
Selain glukosa, fruktosa, dan sukrosa yang lebih banyak dikenal, ada lagi jenis gula lain yang terkandung dalam makanan sehari-hari, contohnya maltosa. Jika Anda pernah mencoba makanan dengan keterangan “malt” pada labelnya, besar kemungkinan Anda telah mengonsumsi gula ini.
Anda dapat menemukan gula ini dalam makanan alami seperti biji-bijian hingga sirup buatan pabrik. Ada dua kelompok utama karbohidrat, yakni karbohidrat sederhana yang juga disebut gula dan karbohidrat kompleks.
Gula lantas terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa. Maltosa adalah gula yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ada pula sukrosa (gula pasir) yang terbentuk dari satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Molekul gula yang lebih rumit lagi akan membentuk karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks seperti serat atau pati bisa terurai menjadi gula yang lebih sederhana.
Tubuh menggunakan enzim pencernaan untuk memecah karbohidrat kompleks dari buah atau sayuran menjadi maltosa atau glukosa. Gula sederhana ini akan diserap oleh usus dan diedarkan ke seluruh tubuh lewat aliran darah. Sel tubuh kemudian mengubahnya menjadi bahan bakar dan menyimpannya sebagai cadangan energi sebelum Anda bisa menggunakannya kembali.
Kebanyakan produk makanan dan minuman menggunakan fruktosa sebagai pemanis. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa pola makan tinggi fruktosa dapat meningkatkan risiko obesitas, resistensi insulin, dan diabetes.
Inilah mengapa banyak produsen makanan dan minuman mengganti sirup jagung tinggi fruktosa dengan sirup jagung tinggi maltosa. Karena maltosa terbuat dari glukosa dan tidak mengandung fruktosa, gula ini mungkin sedikit lebih sehat dari sirup jagung.
Baca juga : 6 Manfaat Ikan Laut bagi Tubuh
Hanya karena fruktosa sedikit lebih buruk, tidak berarti maltosa sepenuhnya menyehatkan. Tetap batasi asupannya, terutama bila Anda mempunyai kondisi medis yang membuat Anda harus mengurangi asupan gula sehari-hari.
Seperti gula pada umumnya, pemanis ini bisa memberikan energi bila Anda mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar. Begitu pun sebaliknya, konsumsi gula ini secara berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi berat badan, penyakit jantung, ginjal, dan kesehatan secara menyeluruh.
Apabila asupan kalori harian Anda sebesar 2.000 kkal, artinya sekitar 900-1.300 kkal berasal dari karbohidrat. Karbohidrat ini tentu tidak boleh hanya berasal gula sederhana, tapi juga karbohidrat kompleks seperti makanan kaya serat.
Asupan gula yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu tetap control asupan gula berlebihan baik secara langsung maupun ang terkandung dalam sualu makanan.
Bagi masyarakat Indonesia yang sangat besar dalam kebutukan gula yang di kosumsi setiap hari, oleh karena itu penting sekali pengertian sumber suatu gula dan cara mengontrol pemakian gula yang berlebihan, mari kita berbagi ilmu dan pengetahuan dengan share, like dan komen kritik dan saran di komom komentar.
Baca juga : Berikut 5 Jenis Gula Buatan
Leave your comment
Note: HTML is not translated!